Banda Aceh – Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Hasil Evaluasi Akademik Tahun Akademik 2024/2025. Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat budaya mutu internal melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang terintegrasi dengan tuntutan akreditasi.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Ketua BPM, Dr. Yuniarti, S.S., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa evaluasi akademik adalah instrumen strategis untuk memastikan tridharma perguruan tinggi berjalan sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. Ia menekankan bahwa evaluasi bukanlah sekadar rutinitas, melainkan proses penting untuk menumbuhkan budaya mutu di seluruh unit kerja akademik.
Ketua Bidang Evaluasi BPM, Amelia, SE., M.BA., Ph.D., memaparkan secara rinci hasil pemetaan evaluasi akademik yang dilakukan terhadap 22 program studi di lingkungan Unmuha.

Gambar 1.Persentase pemenuhan hasil evaluasi akadmeik TA 2024/2025
Paparan tersebut menekankan temuan-temuan utama sekaligus rekomendasi perbaikan agar mutu akademik semakin meningkat. Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) tampil sebagai prodi dengan capaian tertinggi, yakni 94,1% pemenuhan indikator evaluasi akademik. Pencapaian ini disusul oleh Tadris Matematika (S1) yang mencapai 91,2%, menunjukkan konsistensi dalam menjalankan standar mutu. Selanjutnya, Prodi Akuntansi (S1) mencatat capaian 85,3%, setara dengan Prodi Perbankan Syariah (S1) dengan persentase yang sama. Kedua prodi ini menunjukkan tata kelola akademik yang solid dan terdokumentasi dengan baik. Prodi Agribisnis (S1) dan Pendidikan Agama Islam (S1) masing-masing meraih 82,4%, disusul oleh Prodi Tadris Bahasa Inggris (S1) dengan capaian yang identik. Hal ini memperlihatkan bahwa prodi-prodi berbasis ilmu sosial dan pendidikan semakin kuat dalam penerapan dokumen mutu. Di kelompok berikutnya, Prodi Pendidikan Agama Islam (S2) mencatat persentase 79,4%, sementara Prodi Bisnis Digital (S1) meraih 76,5%. Pencapaian serupa juga ditunjukkan oleh Prodi Arsitektur (S1) dan Psikologi (S1), masing-masing dengan 76,5% dan 73,5%. Prodi Ilmu Hukum (S1) berhasil memperoleh 73,5%, sedikit di atas Prodi Kewirausahaan (S1) dengan 70,6%. Keduanya masih perlu memperkuat bukti implementasi agar indikator mutu dapat terjawab lebih lengkap.

Prodi Manajemen (S1) mencatat capaian 66,7%, sedangkan Prodi Manajemen Bencana (S1) meraih 52,9%. Kedua prodi ini masih berada di kategori menengah, dengan ruang perbaikan cukup besar. Sementara itu, Prodi Tadris Biologi (S1), Perhotelan (D3), dan Fisioterapi (D3) masing-masing memperoleh 50%. Capaian ini mengindikasikan adanya sejumlah indikator yang belum terpenuhi secara optimal. Di sisi lain, capaian terendah tercatat pada Prodi Manajemen (S2) dengan 44,1%, Teknik Sipil (S1) dengan 41,2%, serta Rekayasa Sipil (S2) yang baru mencapai 29,4%. Kondisi ini menjadi catatan penting untuk segera dilakukan pendampingan dan pembenahan dokumen mutu.

Amelia menekankan bahwa temuan-temuan terbanyak pada evaluasi ini berkaitan dengan keterlambatan pengunggahan dokumen, ketidaklengkapan bukti pendukung, serta belum meratanya kesadaran dosen dalam menyiapkan perangkat pembelajaran. “Rekomendasi perbaikan harus segera ditindaklanjuti sebelum memasuki siklus akreditasi berikutnya,” tegasnya. Diseminasi ini juga menguraikan bahwa rata-rata keseluruhan capaian dari 22 program studi adalah 68,8%. Angka ini menjadi tolok ukur awal dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan tata kelola akademik di Unmuha. Dalam sesi diskusi, para peserta dari berbagai prodi berdialog aktif menanggapi hasil evaluasi. Beberapa prodi menyampaikan kendala internal, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kurangnya pemahaman teknis dalam penyusunan dokumen mutu.

Sebagai host acara, Muhammad Kamal, ST., berhasil memandu jalannya kegiatan dengan suasana interaktif dan komunikatif, sehingga paparan yang cukup berat menjadi lebih ringan dipahami peserta. Kegiatan ini menegaskan kembali komitmen Unmuha untuk mengintegrasikan SPMI ke dalam seluruh aspek akademik. Diseminasi bukan hanya agenda tahunan, melainkan refleksi atas perjalanan mutu dan langkah strategis menuju akreditasi unggul. Dengan adanya evaluasi yang terukur dan transparan, BPM berharap setiap program studi dapat berbenah sekaligus memperkuat kapasitas internal.



